Senin, 04 November 2024

Sejarah Prangko di dunia

 

Sejarah Prangko

 

Prangko memiliki filosofi sejarah yang kuat. Prangko tidak hanya berkembang di Indonesia namun juga di dunia. Prangko pertama di dunia dikenal sebagai Penny Black keluaran tahun 1840 di Inggris. Prangko tersebut merupakan hasil gagasan Sir Rowand Hill, yang sekarang dikenal sebagai bapak prangko dunia. Prangko dianggap sebagai pengungkap sejarah. Setiap gambar yang tergambar pada setiap prangko memiliki keunikan masing-masing. Ketika komputer belum ada, prangko dibuat satu per satu. Karena bukan buatan mesin, maka bentuknya bisa saja berbeda satu sama lain walaupun tampak serupa. Inilah keistimewaan yang tidak dimiliki oleh prangko pada perkembangannya.


Di Indonesia, prangko pertama yang digunakan di Indonesia adalah prangko Hindia-Belanda tahun 1864. Prangko yang diterbitkan dengan tampilan berwarna merah anggur dengan harga nominal 10 sen tersebut menampilkan gambar wajah Raja Willem III. Prangko tidak hanya memiliki fungsi sebagai tanda pembayaran untuk melunasi biaya pengiriman surat, prangko juga berfungsi sebagai duta dan sumber informasi mengenai suatu negara melalui gambar dan tulisan yang tercermin di setiap prangko. Kegiatan surat menyurat yang sudah dilakukan sejak lama ini, membuat prangko semakin dikenal.Dalam perjalanannya, keberadaan prangko sudah terdengar langka dan asing seiring perkembangan zaman dan teknologi. Kebiasaan saling mengirim surat sudah ditinggalkan sejak adanya surat elektronik/ e-mail. Masyarakat lebih mudah untuk mengirim pesan melalui SMS, e-mail, instant messaging, dll. Posisi
surat semakin tenggelam dalam perannya sebagai satu-satunya media untuk mengirim pesan setelah muncul berbagai inovasi teknologi. Agar sejarah prangko selalu diingat dan dilestarikan, maka didirikanlah Museum Prangko di Jakarta yang dicetuskan oleh alm. Ibu Tien Soeharto. Museum Prangko merupakan salah satu dari sekian banyak museum yang
dibangun di kawasan area Taman Mini Indonesia Indah. Setelah hampir 31 tahun berdiri, Museum Prangko belum memiliki identitas visual yang kuat, berkarakter dan dikenal oleh masyarakat. Padahal museum prangko memiliki filosofi sejarah yang kuat terutama peran fungsi eksistensinya dalam mengungkap sejarah perkembangan prangko. Tentunya keberadaan museum semakin penting bagi generasi kita dan generasi yang akan datang. Minat pengunjung generasi muda semakin berkurang seiring perkembangan, namun meskipun diusianya yang semakin tua, Museum Prangko terus berinovasi dengan ide-ide baru seperti mengadakan kegiatan/ aktivitas untuk mengajak masyarakat untuk datang, namun
promosi yang dilakukan hanya terbatas pada lingkup khusus seperti anak-anak kunjungan sekolah yang sudah terprogram oleh sekolah dan kelompok filatelis yang memang memiliki minat khusus. Oleh karena itu, Museum Prangko membutuhkan sebuah identitas yang baru
dengan merejuvenasi logo yang lebih menggambarkan semangatnya. Perancangan ini juga bertujuan sekaligus untuk mendukung promosi Museum Prangko Indonesia. Dengan ini kita dapat mengkomunikasikan lebih jelas apa itu Museum Prangko dan fungsinya. Diharapkan, museum ini dapat terus menjadi wadah untuk melestarikan benda-benda bersejarah seperti prangko untuk beberapa tahun ke depan. Penulis tertarik untuk mengambil topik ini setelah
penulis mencari tahu tentang perkembangan museum di Indonesia jika dibandingkan museum-museum di luar negeri yang lebih maju. Mengapa museum di Indonesia hanya beberapa nama saja yang dikenal, tentu banyak faktor yang mempengaruhi. Potensi yang dimiliki oleh Museum Prangko cukup besar dalam mengajak masyarakat muda

0 comments:

Posting Komentar